Pencak silat pagar nusa

 Pagar Nusa: Merajut Bela Diri dan Spiritualitas dalam Bingkai Islam Nusantar

Disusun oleh: Siti Susilowati P

Nim: 2320053




Abstrak


Pagar Nusa adalah organisasi pencak silat di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU), yang memadukan antara seni bela diri tradisional dan nilai-nilai Islam ahlussunnah wal jama’ah. Organisasi ini bukan hanya menjadi wadah pelatihan fisik, tetapi juga menjadi garda pengamanan ulama, pesantren, dan masyarakat. Artikel ini mengulas sejarah, filosofi, serta peran Pagar Nusa dalam membangun karakter generasi muda Indonesia yang beriman, berilmu, dan berani.



Pendahuluan 


Pencak silat tidak hanya tentang pertarungan fisik. Ia adalah bagian dari jati diri bangsa, dengan nilai-nilai luhur yang diwariskan turun-temurun. Dalam konteks Islam Nusantara, seni bela diri berkembang selaras dengan ajaran keislaman yang moderat dan rahmatan lil ‘alamin. Pagar Nusa hadir sebagai bentuk integrasi antara pencak silat dan spiritualitas Islam, khususnya yang berkembang dalam tradisi Nahdlatul Ulama.



Latar Belakang

  

Lahirnya Pagar Nusa tidak bisa dilepaskan dari kebutuhan umat Islam, khususnya warga NU, untuk memiliki wadah bela diri yang selaras dengan nilai-nilai keagamaan. Banyak pesantren yang sejak dulu memiliki tradisi pencak silat sebagai bagian dari pembinaan santri, namun belum terorganisir secara nasional. Pada 3 Januari 1986, atas inisiatif para kiai dan pendekar NU, didirikanlah Pagar Nusa di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur. Nama Pagar Nusa sendiri merupakan singkatan dari "Pagarnya Nahdlatul Ulama dan Bangsa".



Pembahasan


 1. Visi dan Misi Pagar Nusa
Visi Pagar Nusa adalah membentuk kader bangsa yang kuat fisik, spiritual, dan intelektual. Misinya mencakup penguatan tradisi pencak silat NU, menjaga ulama, dan berkontribusi pada ketahanan nasional. Di Pagar Nusa, pendekar bukan hanya diajarkan bela diri, tetapi juga akhlak, adab, dan ilmu keislaman.


2. Struktur dan Keanggotaan
Pagar Nusa terbuka untuk semua kalangan, khususnya pelajar, santri, dan warga NU. Organisasi ini memiliki struktur mulai dari pusat, wilayah, cabang, hingga ranting. Keanggotaan dibagi dalam tingkatan latihan seperti dasar, madya, hingga khatam (tingkat tertinggi), dengan pembinaan berjenjang yang menggabungkan latihan fisik, spiritual, dan loyalitas organisasi.
3. Nilai-Nilai Keislaman dan Ke-NU-an
Salah satu ciri khas Pagar Nusa adalah latihan yang diawali dan diakhiri dengan doa, zikir, dan penguatan spiritual. Nilai tawadhu’, ikhlas, dan hormat pada guru sangat ditekankan. Pagar Nusa juga mengajarkan santri untuk menjadi pembela kebenaran, menjaga para kiai, serta menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa.
 4. Kontribusi Sosial dan Budaya
Pagar Nusa terlibat aktif dalam pengamanan kegiatan keagamaan, pengajian akbar, serta menjaga keamanan pesantren. Selain itu, mereka juga tampil dalam berbagai event budaya, festival pencak silat, hingga mengembangkan dakwah kreatif melalui seni bela diri. Banyak anggota Pagar Nusa juga terlibat dalam bela negara dan TNI/POLRI.


Kesimpulan

Pagar Nusa adalah lebih dari sekadar organisasi bela diri. Ia adalah representasi semangat Islam Nusantara: kuat, santun, dan beradab. Melalui latihan fisik yang dibalut nilai spiritual, Pagar Nusa menjadi ruang pembinaan generasi muda agar siap menjadi garda terdepan dalam menjaga agama, ulama, dan negara. Di era globalisasi dan tantangan moral saat ini, kehadiran Pagar Nusa sangat relevan sebagai benteng moral, fisik, dan ideologis bangsa.

Posting Komentar

0 Komentar