Persaudaraan Setia Hati Terate: Pilar Moral dan Fisik dalam Masyarakat Indonesia
Disusun oleh: Siti Susilowati p
Nim: 2320053
Abstrak
Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) adalah organisasi pencak silat yang tidak hanya berfokus pada pengembangan kemampuan bela diri, tetapi juga membentuk karakter, etika, dan rasa persaudaraan. Artikel ini membahas sejarah, nilai-nilai, peran sosial, serta kontribusi PSHT dalam membentuk pribadi dan masyarakat yang tangguh dan bermoral. Kajian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman menyeluruh mengenai PSHT sebagai bagian dari warisan budaya bangsa.
Pendahuluan
Di tengah arus modernisasi yang cepat, nilai-nilai luhur bangsa mulai mengalami pengikisan. Persaudaraan Setia Hati Terate hadir sebagai organisasi pencak silat yang tetap menjaga dan menanamkan nilai-nilai moral, spiritual, serta fisik dalam kehidupan anggotanya. Dengan semboyan "Memayu hayuning bawana", PSHT mengajarkan bahwa ilmu silat bukan sekadar teknik bertarung, tetapi juga jalan menuju kesempurnaan budi pekerti.
Latar Belakang
Pencak silat telah lama menjadi bagian dari budaya Nusantara. Dalam sejarahnya, silat bukan hanya digunakan sebagai seni bela diri, tetapi juga sebagai alat pendidikan dan perlawanan terhadap penjajahan. PSHT didirikan oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo pada tahun 1922 di Madiun, dengan dasar ajaran Setia Hati yang lebih dahulu dirintis oleh Ki Ngabehi Soerodiwirjo. PSHT kemudian berkembang menjadi salah satu organisasi pencak silat terbesar di Indonesia, dengan jutaan anggota yang tersebar di dalam dan luar negeri.
Pembahasan
1. Filosofi dan Tujuan
PSHT berlandaskan pada filosofi pembentukan manusia berbudi luhur. Tujuan utama dari PSHT adalah menjadikan manusia yang tahu benar dan salah serta bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Setiap ajaran dan latihan di PSHT selalu ditekankan untuk menjaga martabat dan tidak menyalahgunakan ilmu.
2. Struktur dan Pelatihan
Struktur pelatihan PSHT dibagi menjadi beberapa tingkatan: siswa, warga, dan warga tingkat lanjut. Latihan tidak hanya berisi gerakan fisik dan jurus-jurus silat, tetapi juga materi kejiwaan dan pembinaan mental.
3. Nilai Persaudaraan
Salah satu kekuatan utama PSHT adalah nilai persaudaraan yang kuat. Semua anggota, meskipun berbeda daerah, suku, bahkan negara, tetap merasa sebagai satu saudara. Sumpah warga PSHT mengikat mereka dalam prinsip kejujuran, kerendahan hati, dan tanggung jawab sosial.
4. Peran Sosial dan Budaya
PSHT aktif dalam berbagai kegiatan sosial seperti bakti sosial, donor darah, pendidikan anti-narkoba, hingga pelestarian budaya daerah. Keberadaan PSHT juga turut menjaga eksistensi pencak silat sebagai warisan budaya tak benda Indonesia yang diakui UNESCO.
Kesimpulan
Persaudaraan Setia Hati Terate bukan hanya tempat belajar silat, tapi juga wadah pembentukan karakter dan nilai-nilai kemanusiaan. Melalui ajaran dan nilai-nilainya, PSHT berperan penting dalam mencetak generasi yang tidak hanya kuat secara fisik, tetapi juga kokoh secara moral. Di era yang semakin individualistik ini, nilai persaudaraan yang diusung PSHT menjadi semakin relevan dan dibutuhkan.
0 Komentar